Senin, 29 Desember 2014

KEMBANG API

Diposting oleh Unknown di 22.31 0 komentar
Karena sikap yang jauh belia
Bukan dewasa yang mendasar, meradang
Layak kembang api gebyar gempita
Terbang, indah, tinggi, redup, selesai
Kepada awal pasti yang canggung
Lalu perlahan takut gontai menjauh
Dalam kawanan bara dan pedihnya
Menggelayuti bawah sadar, menjauh
Bak perisai yang hanya bertahan
Mampu tegak menjadi ekor
Mendorong bebatuan sang permaisuri
Dan helai demi helai rambutnya
Melayat ke pusara diri sendiri
Mendoakan bangkai kemasyhuran
Lalu pelita menawan jingga
Kepada semi mengawal bermekaran
Berita musim dingin tertelan serpih salju
Pada matahari pun sempat awan

 



 

Senin, 22 Desember 2014

BUATMU DEWIKU, IBU :)

Diposting oleh Unknown di 03.43 0 komentar
Antara senja dan fajar.
Dalam gelap dan terang.
Entah kalut atau salut .
Tatapnya kadang lusuh tertaut keadaan.
Kadang pula abstrak menutupi  haru
Tulusnya yang sarat ikhlas pengorbanan.
Kerasnya yang sarat kasih nan lembut
Tawa dan senyum yang kian merengkuh rasa
Tawa dan senyum yang kian menerawang  asa
Acuhnya pada mendung dan awan yang bergunjing.
Sikapnya yang praktis tak terduga
Entah, kadang lelah melihatnya
Sikapnya yang teranggap berlebih
Dan di ujung maunya memang benar
Ahh, entah dewi apa, dia mulia
Dia sabar, dia penyayang, dia ramah
SELAMAT HARI IBU :)



Jumat, 19 Desember 2014

TANDU DAN GADUH

Diposting oleh Unknown di 02.58 0 komentar
Ratapi saja gelas gelas bening dan kosong itu.
Renungkan saja puing puing hancur itu.
Gaung itu berkata sama.
Redup, redup paras samar samar.
Hening, hening lonceng lonceng ramai.
Desah dari parit yang terdalam.
Sepi...
Sudut sudut imaji terang.
Tanda simpul pada tuju.
Semogakan harap harap baru.
Bosan, kerja dan keras dan kalut.
Bingung, lupa dan lelah dan lalu.
Teraduk aduk rasa dan asa.
Teraduk aduk haru dan pilu.
Bilasaja mau dan ambisi searah.
Bilasaja tekad dan wajar sejajar.
Perlukah bingung dan lelah?.
Dan rindu pada waktu yang bersantai.
Bersandar pada rotan rotan dingin.
Berkaca pada bening bening air.
Seakan minggu dan musim tak masalah.
Seakan riuh dan gaduh tak bermakna.
Tandu, manakah tandu dan rasa aman?

Sabtu, 13 Desember 2014

TERIMAKASIH

Diposting oleh Unknown di 03.24 0 komentar
Kita dengan masing masing syair kita. Siasat padanya sekelumit lamunan senggang. Memahaminya mungkin satu persatu tak cukup waktu. Tak pula beban menuai adanya. Merasanya dari seluk yang terdalam kalbu. Meskipun fana terasalah pasti terpasang mata nyata. Setidaknya dunia hayalnya akui ini. Tak kuasa pada ambisi yang tarik peluh. Pada rasa besar yang lelah lalu terbayar. Terima kasihlah pada ambisi yang menuntun di setapak ini. Kemudian keputusan yang mengombak landai. Denganya yang karang dan bebatuan perlahan lalu. Yang mampu menyentuh sudut asa. Yang sudah menepuk sekelumit masa. Menanganinya dengan pena dan tinta. Berlarilah jauh karena kita berkejaran. Harapan harapan dan doa doa merintik. Perangkai tulus yang bukan bulus. Kesetaraan lilin lilin kecil. Malam yang selalu saja terasa pagi. Depresi pada rangkaian ini. mari saja luangkan tahunan merangkai. Tak ada yang akan pulang dan di pulangkan. Tak ada berbeda dan di bedakan. Mari kita selesaikan, perlahan dan memastikan. Sekelumit semoga yang menjadi tercukupi. Lalu terselubung dalamnya materi pada sikap. Lalu titik titik yang menuntun pada adanya hasil.

Sabtu, 06 Desember 2014

DIANTARA KABAR, PADAMU, DAN BIMBANG

Diposting oleh Unknown di 18.31 0 komentar
  Aku mendengarnya di antara riuh hembus angin. Padanya ku dengar nyanyian, entah mengenang apa.  padanya kudengar dia merindu, entah pada siapa?. Katanya dia mencari, entah apa yang di carinya. Kudengar ada syair yang akan di ucap pada seorangnya. Mendengarnya dengan kabar kabar hidupnya. Kudengar banyak kabar darimu, dari kabarmu kudengar ada sesuatu untuknya. Pelipurku berlabuh di antara sajak sajak kabar dan beritamu. Faham jika seutuhnya berlabuhku itu sangat salah. haluanku pada kisah kisah berbalik pada kisah hidupmu, dan kabar kabar hidupmu.
       Dalam sebenarnya untuk menoleh kembali itu terasa berat. Karena aku terlanjur berjalan mundur dan berbalik arah. Padamu sesuatu itu tak pernah berotasi, ataupun melaju entah kemana?. Padamu semua terasa kompak untuk tetap. Dalam waku yang panjang memberi kisah. padamu aku bersinggah dari lorong lorong kisahmu. padamu yang kukira aku akan cepat melupa. Hingga akhir kisah sekian tahun ini pun belum ada sekelumit yang tersapu. Padanya yang aku ingin untuk segera kembali.  Padamu yang kurasa aku bertahan.
         Diantara kebimbangan ini aku bertahan. Dengan bimbang aku mengaitnya. kisah kisah hidupnya yang ku coba aku mendalanginya. Dia terlalu mudah beradaptasi, dan di permainanku dia menemukan belahanya. Kini dia semakin bahagia di permainanku. Permainan yang makin berurat akar di urusan aku memilihmu.Dan memilihmu bukan keharusan yang aku teguhkan. Aku memilihmu dari sekian pemain. aku sempat menanyai kalbuku, kenapa ragamu, kenapa sosokmu? . dengan bimbang kalbu hanya menjawab "ini ungkapan dari yang terdasar?" . dan kini kalbu kurasa sangat dangkal hingga berkeputusan memilihmu.
           

Selasa, 02 Desember 2014

KEPADA KAWAN

Diposting oleh Unknown di 14.43 0 komentar
   Kepadanya yang sudah ku percayai akan segala rahasiaku. Kepadanya yang kuharapi tak ada salah akan satu paham apapun. Kawan sepenanggun  yang duri di buruk burukku dan dewa pada baikku. Akan tabiat tabiat keremajaan yang menjerumuskan. kawan entah yang lama ataupun kini. Kepadanya banyak ingin terlontar terima kasih dengan segala alasan sesuatu. Kawan yang menyertai dalam waktu apapun. Padanya yang proses menjadi terasa baik. Perlahan yang mendengar ketika ku harap begitu. tak sungkan pada urusan pelik yang tak di pentinginya. Mereka yang tak patutnya ikut mencampuriku. Sangat pelan yang akhirnya kelam bediskusi pada kawan dan terbit menjadi kehangatan surya. Padanya yang siap menantang urusan lawan lawanku. Cahaya akan nyalinya yang jadi menenagkanku. Jauh mencoba untuk telusuri jawaban akan bertahan kalian sejauh ini. Tapi tak satupun kurasa jujur itu terdapat. Sepertinya kalian menutupi kecewa. Tapi jauh sangat rapat. Bagaimana mengertiku kemudian menjadi memahaminya. Tulus nya yang kurasa tak bisa di pahami. Yang menguatkan meski nya sedang di himpit pesakitan. mereka mereka yang terasa imaji. Sejauh ini harusnya marah lalu menghujat. Ahh, kurasa beruntungku sepihak dengan kalian. Lirih, ketika beda paham akan urusan depan. Tapi reda pada ikhlas kala tau sebab pilihan itu. Sudah waktu kini kalian mendapati ini. Yang dulu tak sedikit sempat terfikir. Terima kasih yang harusnya tak luput untuk terucap. Meskipun hujan, meski sesak harusnya tetap terucap. Juga maaf akan ego dan apatis pula kalimat buruk buruk ini. Mungkin karena teman aku tak merasakannya. atau mungkin karena perasanku yang tak se dewa kalian. Kegelisahan ini yang akhirya menyadarkan paham ini. Maafkan ketika tak lagi aku menyanjungmu terhadap baikmu. Maaf pula kelak waktu waktu yang mulai ku sibuki dengan urusan pribadiku. Maaf pula atas jawab jawab kasar terdengar. Dan kini taulah kalian semua apa yang semua ku resahi. Kegelisahan pada kawan yang akan menjauh.

Sabtu, 22 November 2014

LORONG HIJAU

Diposting oleh Unknown di 06.26 0 komentar
Apakah jika aku mengaisnya, akan datang?
Dulu ketika dua fajar bercahaya
Padanya yang terdengar ikrar saling berkaitan
Seni yang meramaikan lorong lorong hijau
Pucuk cemara yang hendak pada langit
Jatuhnya seperti setangkai putih di selokan sekolah
Pagar pagar jadi pintu keluar masuk
Sontak pada ruang pebebasan
Mencoba menanyakannya kembali
Pada sekian mata yang menuju satu pandangan
Antara semak belukar yang subur kecoklatan
haruskan mengaisnya pada kemudian berlalu?
Di kumpulan pepohonan pinus kering
Dan gambarmu yang menjadi sunyi
Agenda agenda hanya brtumpuk
Peranan jendela jendela atas cahaya fajar
Apakah salah ada?
Di sahara biru kelautan
Benda antariksa yang rukun bersama
goresan tinta tanya koran koran tua
Di persimpangan singgah karena mega kemerahan
Kabut putih diantara kuil kuil batu
masihkan kerutan dahi perlu di pertanyakan?
Akan sunyinya rumah tua yang selalu kosong
Akan genangan air hujan tadi malam
Yang masa hanya lalu berkelebat
Detik detik yang menyakini para idealis tua
Dan tolehanmu terasa tuli

Rabu, 19 November 2014

MASIH BUATMU (BALAS)

Diposting oleh Unknown di 05.14 0 komentar
             Entah, tapi di setiap bait kalimatmu terasa penuh dorongan. Tapi kemilau itu perlahan di ambang keharusan, halu. Sekeras apa kau bersorak sorai meneriaki keputusan ini dan membangkitkannya. Ini terasa berat, jauh lebih berat. Mimpi itu tak seringan dulu, tak semenawan di kata. Lama kelam ini mengarak untuk semakin jauh. Meski nurani masih bertahan. Seberat akal memaksa, seberat sakit menerka. kamu pun tau ini tak semudah membalikkan kedua tangan dan aku pun faham keadaan ini bukan permainan. Melalui sekian drama bias mimpi ini terasa membatasai kesenangan. Kesenangan yang kini ku tahu hanya fana. Tapi apakah mimpi mimpi itu adalah kekal?
               Karena pelipurku hanya satu sosokmu, sedangkan ragaku sendiri tak tau arah haluannya.  Bisakan selamban mungkin di samping jauhku. Perlahan hanyutkan raguku ini pada mimpi mimpi yang kau kiblati kini. Dan asa ini belum kembali ke rumahnya, taman taman yang kering kerontang penuh sesal.
               Masihkan kau ada? . Jika kelak asa ku ini tak lagi bangkit kembali. Karena pada benar ini terasa tabu. dan jika kau selalu ada, terangilah aku dengan semangatmu.

Kamis, 13 November 2014

DI KISAH ULANGKAN

Diposting oleh Unknown di 06.49 0 komentar
Dan kabar itu sangat singkat
Sekelumit kalimat ringan , susah di tebak
Tapi tahu ini terlanjur terasa
Perlahan menoreh kecewa
Tapi tak ada yang salah
Hanya berjalan seadanya, yang salah
Kemudian datang,
Dan perlahan rasa yang menyertai 
Lalu pergi dan sontak bertahan
Menunggu  yang kemudian di tertawai
Dan senja menggiring sepoi angin
Lalu duduk di pelataran
Diantara berpasang mata, memandang
Lalu, kalimat berkicau
Di antara surga bermainmu
Terasa selalu diawasi
Tapi beritamu tak sengaja terbaca 
Semakin larut tak habis selesai 
Kembali mengulang menyulutnya lagi
Menua, menuai masalah
Dan kembali meminta di kisah ulangkan





Candu

Diposting oleh Unknown di 06.03 0 komentar
Mereka selalu berkesan
Di detik yang perlahan
Dengan riuh mengenang
Tapi perlahan terasa cepat
Dan perpisahan sebuah tragedi
Meretas yang sempat terancang
Lalu, perbincangan terasa bisu
Keterkaitan yang bukan apa apa
Dan kerinduan..
Usanglah waktu beriringan
Pula jarak menjauhkan
Kemilau masa beranjak remang
Pelipur rindu hanya rancangan kata 
Dan kiasan makna waktu, benalu
Dan pertanyaan kabar?
Basa basi tak memuaskan
Terasa merekalah kembang api
Merekalah canduku

Jumat, 31 Oktober 2014

UNTUKMU

Diposting oleh Unknown di 06.02 0 komentar
Untukmu teman sekaligus rivalku


Membaca surat tak bertuan yang terancang penuh kisah di blog pribadimu. Aku merasa, aku merindumu. Teman sekaligus rival yang ku kagumi. Yang tak pernah ku harapi akan menjadi teman sejauh ini. Awal kisah aku mengenalmu di masa orientasi siswa yang terkesan biasa saja. Tak lama kita  bertemu dalam lingkup keformalan tingkatan pendidikan . Cukup mengetahuimu dan tak berharap tahu lebih akan sosok pendiam nan apatis sepertimu. Setahun kemudian kita tak lagi di lingkup sama, mendengar kabar akan sikapmu yang tak lagi pendiam, jauh dari kata pendiam. Mungkin, hingar bingar dunia remaja labil mulai merasuk dalam rongga kehidupanmu, mungkin. Dan kabar itu mulai melebur tak peduliku akan sikapmu jauh menjadi aku membencimu. Seusai waktu bergelut dengan kisahnya jauh satu tahun. Kita kembali di ketemukan ruang, dan aku masih menganggapmu "teman" dari ikatan lingkup tak sengaja, iya kelas. Tak ada imaji untuk mengetahui segala drama keremajaan hidupmu ataupun mengaduk ngaduk kisah di empat belas tahunmu . Entah segala kejadian sekian bulan lalu terasa tanpa skenario hanya mengalir mengulur waktu yang dengan perlahan menata kebenaran mata kesaksian akan yang benar. Dan kemudian perjalanan  tanpa tujuan selama 3 jam dulu perlahan menguak kisah tak sengaja yang mulai ku nikmati dan sempat ku pertahankan. Dan cerita kemarin pun yang semula hanya kiasan tanpa arah menyelipkan sosok sepertimu yang kemudian menjadi teman bertukar kisah dan impian, menjadi teman mengulas cerita, menjadi teman apa adanya, menjadi teman sependapat, menjadi teman sekisah. Mengingat cerita yang kita rancang dulu, tangga tangga masa depan dengan sastra, bahasa, ataupun lainnya. Mengingat dulu serasa tak pernah membosankan meskipun hanya nostalgia. Sedang kini kita tak lagi di ikat lingkup ruang, meskipun sedikit terasa hambar karena tak ada yang sama sepertimu tapi setidaknya kisah berwujud pesan singkat darimu pun cukup, cukup. Senang aku masih teranggap teman sekaligus rival olehmu. Senang pula sempat beradu kisah denganmu :)

Kamis, 30 Oktober 2014

BENALU

Diposting oleh Unknown di 05.03 0 komentar
Jika aku bencana yang kau maksud
Jangan marah, tawaku terkesan menghina
Jika asap kau kira aku api penyebabnya
Jangan marah, aku benar menghinamu
Tak ada rugi benalu seringan  munafikmu
Tak ada jatuh ditiup angin hinamu
Dan jika mengira di acuhkan
Waktupun tak pernah menganggap
Dan gelap menggenapkan remangmu
Jika di kata seperih bara api
Dengan lirih ku jawab "lebih"
Kenapa?
Pernakah di jatuhkan berkeping?
Pernakah di tipu plagiat?
Dan belummu banyak menuai tipu daya
Menari di atas dosa kecil menumpuk
Membebani rongga rongga penasaran
Bukan baik tolak ukur ratapan ini
Bukan benar dan menang imbalannya
Rasakan terbiasamu jatuh lalu merangkak
Dan lirihmu sendiri yang akan menjawab  

Rabu, 17 September 2014

ACUHKAN !!

Diposting oleh Unknown di 02.56 0 komentar
Tangga masa lampau itu lebih dari di kenang
Bait kisah lalu meluap rindu akan kemarin
Tapi yang akan datang menyeru masuk
Bukan haru atau sekedar pilu
Tapi ketidak berpihakkan menjadi bayang ragu
Mengingat yang kemarin
Menelaah yang akan
Dan buih harap nostalgia dengan takut
Setengah asa takut akan kemungkinan akan
Dan aku bekerja, dan menyesal
Palang masa lanjut menderu
Mengombak bawah sadar akan segalanya
Mengutuk jiwa dengan "aku tak bisa"
Kemudian, gugusan rasa tak boleh di rasa
Yang harus itu hanya bisa
Biarkan diam meretas yang ada
Biarkan  lalu melupa dan menguap
Dan untuk sembilu sendu, acuhkan !!

Selasa, 02 September 2014

Laki laki, atau apa ?

Diposting oleh Unknown di 04.19 0 komentar
Tak ada, satupun juga tidak
Maksud, mau, dan yang sebenarnya apa
Dalam kalbu hanya diri yang tahu
Dan yang lain hanya menerka nerka
Dalam kalimat yang ini, aku sudah
Dan kalimat yang lain, tolong jangan
Dalam api yang menyala nyala
Dan langit dengan paduan birunya
Lembaran kisah opini adalah nyata
Pernyaatan akan opini opini itu bukan bohong
Dan kemudian, dia melemparku
Mendorong dan aku terjerembab di tanah itu
Dan lemparannya sungguh itu aib
Aku adalah pijakan alas wanita wanitanya
Alunan alunan dulu hanya tirani
Dan yang baik itu iya belukar
Hingga akhir bertemu
Kita hanya dekat satu langkah
Setelah itu aku bayanganmu
Dan siapa itu kamu?
Apa kamu itu belenggu atau sembilu
Apa kamu badai mungkin beliung
Siapa kamu?
Apa kamu laki laki? atau apa

Selasa, 19 Agustus 2014

LANGIT-AWAN-ANGIN

Diposting oleh Unknown di 15.31 0 komentar
Hingga langit berubah jingga
Hingga awan menelurkan hujan
Aku hanya berdamping angin
Berdamping angin? apa ada?
Menunggu jelas arah
Menunggu baik haluan
Menunggu angin surgawi
Menikmati hampa dengan angin
Sedang yang lain melihat awan
Dan yang lain  menikmati langit
Langit, awan, angin
Angin, awan langit
Potret masa entah yang mana
Masa depan dan baik, atau hanya sejarah
Dan yang lain menanti jelasnya abu abu
Dan yang ini pasti akan abu abunya
Dan yang ini suram dengan abu abunya
Dan langit -awan -angin

Rabu, 30 Juli 2014

UNTUK PEMENANG

Diposting oleh Unknown di 05.07 0 komentar
Dan yang paling menyenangkan beban dan bangga
Jadi, apa kemudian?
Beritahu rumit aku ingin bertemu
Menang? terdengar akrab
Menang adalah pilihan
Pergi ke sekitar, melakukan salah lama yang sama
Berpikir sama, pikiran sama setiap hari? berpikir?
Alih alih bakhil tentang latihan ini
Tapi semua memilih melihat juara  di dalamnya
Bicara, berjalan, makan seperti juara
Dan menjadi tak terbendung
Dan menjadi tak terabaikan
Baiklah, itu terlihat baik
Aku melihat kemajuan dalam hal ini
Mari kita jalankan lagi
Aturan yang sederhana, yang bodoh
Telah bekerja terlalu keras, datang terlalu jauh
Semua tentang menang
Ini bukan membuat yang lainnya menjadi pengecut,
Tapi juara, mimipi, hidup, merasa hidup
Jadi cobalah, sedikit latihan ?, apa masalah?
Dengarkan saja apa yang di katakan,
Karena takkan menumpuk di pundak, tak berat
Menikmati masa hidup, mudah  atau muda
Dan kemudian di anggap buruk, tak pantas
Di lihat se mulia itu, tatapan baik, manis
Itulah yang terjadi untuk yang terbaik
Jangan selalu berpikir segalanya pertempuran
Baik, walau harus menari di iringi "huu"
Nantinya ejekan itu menajadi bagus kan

KAK

Diposting oleh Unknown di 03.29 0 komentar
Hai kak...
Sudah puluhan pagi  menunggumu
Sudah puluhan bait untukmu
Seharusnya untukmu, tapi kubuat tak bertuan
Bagaimana bisa berharap faham
Katamu semua harus di perjuangkan
Bagaimana dengan yang salah ini?
Kak..  sudah lebih dari 1080 hari kak..
Sudah lebih dari 5400 jam kak..
Sudah lebih dari separuh menunggu
Sudah lebih dari kata pura pura
Sudah lebih dari setengah faham
Sudah lebih dari yang sudah sudah kak..
Kak..sudah kak
kak.. aku masih.. kak


 

Rabu, 23 Juli 2014

INI, lagi..

Diposting oleh Unknown di 19.15 0 komentar
Bercawan tangis batu kuharap debu
Menggauli kesendirian yang kukira bahagia
Bukan  doa ada seorang baru kali ini
Tapi, lorong sendu berkata beda
Bangunan asing menyarankan lain
Seperti pagi yang di tipu teriak ayam
Seperti itu karena sudah terbiasa
Akan hal baru juga sosok baru
Kaca pribadi yang bukan masa lalu
Reruntuhan sakit cukup tersapu ombak
Cukup tersapu ombak, cukup..
Dan kemudian dulu tak  berarti
Dan yang ini di  nilai lebih
Melonglong berkata ini beda
Dan lama waktu melukis sama
Dan apa seharusnya?
Membuai beda dan kemudian sama?
Di tipu keadaan? apa ada waku salah?
Semusim kecewa, semusim baik
Semusim lalu, semusim ini
Lupa berita akan pagi tadi
Di timpa bisikan sikap baik
Bui pun di anggap surga
Mendapat kasih untuk selamat tinggal

TEMAN, bukan ?

Diposting oleh Unknown di 05.06 0 komentar
Bait kata memati api
Putih kembali di corak hitam
Jauh jadi indah di depan mata
Satu berarti di dua, di tiga dan lagi
Di bilik beda kita beradu adu
Mengungguli untuk baik
Dan kadang dahi berkerut menuai iri
Yasudah, kilatan masa sekedar masa
Untuk ke depan kita tetap kita
Dilantik bait bintang kita masing masing
Putih, merah, hitam tetap warna
Baik buruk juga tetap manusia
Biar tukang kritik itu berkreasi
Kita bermain sportif saja
Untuk kreatif apalah itu iya baik
entah liku lurus itu cantik
Berlinang hhujatan ya tak apa
Kan ini ber tema "Teman"
Biar musuh dalam selimut juga tak apa
Kucing terbang juga tak apa
Semua saja tak apa
Baik buruk ombak juga nanti di hempas karang
Seperti apa pagi, siang, sore juga ada malam
Seperti apa hidup juga nanti berteman tanah
Oh kembali, ini ber tema "Teman"
Iya.. "teman" kamu baik
Singkat waktu kamu ada
Kemudian waktu lenggang melenggang kamu juga ada
Di bahagia kamu tak pernah jauh
Dalam salah pun tak pernah jauh
Iya.. itu nyata
Seperti batu melayang dalam air.

Sabtu, 19 Juli 2014

SEMPURNA !!

Diposting oleh Unknown di 20.48 0 komentar
Untuk kesekian kalinya, ya aku salah
Yang dulunya derai ombak cantik
Salah aku mengubahnya menjadi badai
Iya, katakan saja, caci, untuk ini aku siap
Iya, keputusanku, konyol pemikiranku
Silahkan, terserah jika aku bukan apa apa
Kemudian piringan hitam itu berkata
Agar aku bukan lagi pemikiran konyol
Diam, jika kalian masih seperti ini
Apa yang akan, yang sedang dan yang telah ada, SEMPURNA!
Menolak, membantah, Bukan untuk itu
Biar saja tetap diam, biar saja berjalan seperti ini
Mauku agar bahagia itu senyap
Biarkan terbiasa  dengan benci dan caci
Yasudah, tak perlu di perjuangkan untuk ini
Biarkan saja tukang teriak itu
Biarkan saja ini semakin memuncak dan pecah
Biarkan saja sampai mereka lelah
Menurutnya aku akan berusaha?
Bukan usaha untuk baik seperti itu
Biar menjadi bukan apa apa
 


BAGIAN HAI

Diposting oleh Unknown di 07.29 0 komentar
Hai.. senang bertemu lagi
Semoga kamu melupaku
Semoga ingatan itu hilang
Iya, sudah jauh hari aku pergi
Hai.. senang bertemu lagi
Menunggumu aku lelah
Hanya dalam angan tak cukup kan
Aku masih memujamu
Hai.. senang bertemu lagi
Ini bukan kemarin ya
ini bukan dulu kan
Bukan aku jika aku masih memujamu
Hai.. senang bertemu lagi
Lihat, aku pecah
Aku bagian bagian berbeda
Hanya di posisi itu
Aku tak utuh di posisi itu
Tak ada yang memaksa aku harus siap
Jadi bukan salah jika aku tak siap

Rabu, 16 Juli 2014

....

Diposting oleh Unknown di 21.06 0 komentar
Untuk dia dibaris pertama sore itu
Dari hati yang meronta jauh darinya
Berurat sakit aku menunggu tolehannya di awal juli ini
Duduk dibalik cemara dan menikmatinya di kejahuan
Melihatnya hanya tertawa bertudung mega merah bersamanya
Aku melihatmu, disini dengan badaiku sendiri
Berawan tangis aku kembali menyusuri ladang itu
Kering kecoklatan, mungkin karena bukan kamu yang ada
Hanya untaian harap tanpa balas
Dialog dulu bukan apa apa
Hingga kesekian kalinya sadar ini menuai sakit  
Dan kemudian derai tawa tak membiaskan tangis
pantai pun tak mendamaikan nurani ini
Dia yang di baris pertama itu
Dia memberi kiasan drama untuk ini
Hingga surya lelah hingga angin jauh


  

RANGKAIAN AKAN

Diposting oleh Unknown di 20.26 0 komentar
Sejauh ini angan yang bicara
Tumpahan bintang mungkin tak cukup
Angan ini entah di apakan
Angin hanya berbisik
Sedang firasat takut salah
Seolah ini hanya rangkaian akan
Seoalah ini hanya tumpahan angan
Seolah ini hanya onggokan harap
Sedang kemarin apa?
Tingkahnya melelahkan
Seandainya kini tak di butuhkan
Mencipta sikap bukan kata
Mengaliri kata mereka
Mengatur aku di hidupku
Tersenyum untuk tidak
Rangkaian akan kini basi
Rangkaian harap perlahan punah
Dari pandangan mereka, bukan aku

INI

Diposting oleh Unknown di 20.25 0 komentar
Entah apa katamu, kalimatmu, kritikmu
Apalah itu aku tak peduli
Mereka tak perlu tahu
Ini aku, ini nyata
Hanya sebagian kalian faham
Sedang mereka melihat di balik dinding besar
Tak ada yang di sembunyikan
Hanya sebagian yang terlihat
Iya, sebagian terlihat beda
Terserah apa kalimat yang tepat
Dan aku hanya kata "iya"
Biarkan para tukang merangkai kata itu
Yang benar tulus akan faham
 Yang sebenarnya akan mengerti
Iya akan..

Jumat, 11 Juli 2014

TARIAN JEMARIKU

Diposting oleh Unknown di 03.22 0 komentar
Dan jemari ini mulai menari
Berdansa di atas papan berisikan alfhabet
Gugusan kata yang bercerita
Membentuk sajak pula rima
Mencipta puluhan testimoni tertulis
Mendaya hati atas rasa
Gugusan katanya bercerita
Atas sakit yang pernah meradang
Ataupun cinta yang pernah ada
Atas masa lalu yang bertahan
Atau kehidupan kini yang menguap
Jemari terasa tak ingin berhenti
Serasa memaksa menyampaikan
Luapan marah ini membawa tangis
Kecewa ini membawa kisah
Atas ulasan kehidupan yang salah
Sakit ini ada
Sakit ini tersimpan dalam folder komputer
Sakit ini tersisa untuk kembali di rasa
Jemari ini kembali membentuk pola
Sejak kisah cinta Siti Nurbaya
dan kini kisah aku mencintaimu
Sembari menanti sembilu
Sembari menunggu rabun
Jemari ini selalu menari
Dan ketika lelaki itu pergi menuju gang lain
Seketika itu jemari ini berhenti

Minggu, 06 Juli 2014

UNTUK KISAH KEMARIN

Diposting oleh Unknown di 03.19 0 komentar
Kenapa?
Kenapa kembali, kenapa datang lagi
Sudah lelah hati di paksa menahan
Sudah lelah nurani ini melupa tentangmu
Dan sekarang kamu  kembali
Mengusik (lagi) rasa itu
Mengoyak rindu yang lama kupendam
Kenapa?
Sakit, berusaha melupamu
Sakit, memaksa raga agar tak mencarimu
Sakit, memohon mata menutup kisahmu
Kenapa datang ?
Kenapa menatapku seperti itu
Kenapa kembali? kenapa ada?
Iya, aku masih lemah
Masih belum terlampau kuat menahan rasa itu
Hati ini terlanjur terbiasa dengan sembilumu
Rasa ini sudah terlampau nyaman dengan kelabumu
Aku tak bisa, tak sanggup melarang

Rabu, 25 Juni 2014

LUPA?SELESAI

Diposting oleh Unknown di 15.14 0 komentar
Aku, pelipur lara di kesendirianmu
Mencipta keramaian di sepimu
Membawa tawa dalam kelammu
Kisah itu indah di masanya
Kini, masa itu meredup
Sikap congkakmu terlalu menyilaukan
Aku bukan lagi tawa itu
Aku bayangan di kisahmu
Mungkin amnesiamu kambuh
Dan lupa akan segala apa tentangku
Aku hanya rendah di matamu
Hingga di kata dayang dayang pun aku tak pantas
Entah, adakah bentukan kata yang pantas untukku
pandangan itu berbeda 
Sikapmu hanya seonggok hinaan
Salah, aku terlalu mendewakanmu
Menunggu balas atas segala sikap itu
Menanti terima kasih yang di lisankan
Aku terlampau rendah di matamu

Selasa, 03 Juni 2014

KISAHKAN

Diposting oleh Unknown di 20.06 0 komentar
Kisahkan apa yang kamu rasakan
Tulislah apa yang kamu fikirkan
Hal sulit yang  tak semua orang mengerti
Kisah lampau bermemori itu
Ataupun hal bodoh yang memalukanmu
Setiap tingkah laku yang memiliki arti
Bukan yang indah, namun bermakna
Tulislah apa yang kamu mau
Walaupun itu mustahil
Enyahkan pemikiran logismu
Karena keindahan lebih logis dengan imajinasi
Berkisah, menulis,
Setidaknya hal bodoh ini membantumu
Membantumu untuk lebih baik
Mengispirasimu untuk terus berimajinasi
Dan mengimajinasikan trik indah untuk mewujudkannya
Untuk setitik mimpi kecil dan seribu langkah mencapai si mimpi kecil

CAHAYA BULAN

Diposting oleh Unknown di 20.03 2 komentar
Ketika sang dewa siang pulang ke peraduannya
Si dewi malam perlahan merangkak menuju semesta
Dengan malam kelabunya, dialah sang pemeran utama
Cahaya bulan...
Cahaya sederhana dengan makna yang rumit
Pancaran cahaya tak berlebihan, membentuk titik yang anggun
Sederhana, menjadikannya sangat indah
Cahaya bulan...
Entah melalui kesederhanaan pancaran cahayanya
Atau bentuk yang tak berlebihan
Si dewi malam nan anggun ini membentuk keselarasan semesta
Memberinya setingkat lebih sempurna dari bintang
Cahaya bulan..
Memberi warna atas kelabunya malam
Membentuk keanggunan dari kesederhanaanya
Layaknya kita,
Wanita yang akan lebih anggun dengan kesederhanaan

Jumat, 23 Mei 2014

ATAS HARAPAN BOHONG INI

Diposting oleh Unknown di 18.03 0 komentar
Maaf aku menipumu
Memberi rasa juga harapan bohong ini

Hanya sebagai persinggahan lara itu
Lara dari seorang yang kuharapi, namun gagal
Gagal mendapat simpatinya
Gagal mendapat perhatiannya
Gagal menjadi sosok di hidupnya

Hingga aku menyalahkan keadaan
Dan menuangkannya terhadapmu

Cacat apa yang telah kulakukan
Mencipta drama kepura puraan
Menipumu dengan perasaan bohong ini
Memberimu kesakitan ini
Atas kekecawaan juga keapatisannya

Iya, tak ada maaf yang pantas untuk ini
Untuk dusta dusta khalayak bodoh ini
Sosok bodoh yang berdusta karena di dustai

Kamis, 22 Mei 2014

TAK SALAH

Diposting oleh Unknown di 21.11 0 komentar
Aku hanya mengenalmu di satu waktu
Memilikimu di masa singkat ini
Tapi, ucapan ucapan mereka benar
Cinta tak butuh fisik
Cinta tak butuh materi
Cinta hanya perasaan
Yang hanya bisa dirasakan
Dengan hati aku menyayangimu
Dengan cinta ini aku mengenalmu
Memilikimu....
Kita dipisahkan jarak
Waktu pun menjauhkan kita
Tapi, tak ada cinta yang menyulitkan
Tak ada rasa yang harus di sesali
Ataupun keadaan yang tak pernah benar
Kita terpisah jarak dan waktu
Tapi mata hati tak pernah jauh
Cukup menutup mata
Dan merasakan indahnya kamu
Aku memelukmu dalam angan
Aku memilikimu di kisahku
Aku mencintaimu dengan kebahagiaan ini
Rasa ini, penantian ini
Angan angan ini
Segala yang telah jatuh di palung hati
Tak harus di sesali
Tak harus di ragukan

Senin, 12 Mei 2014

DENGARLAH

Diposting oleh Unknown di 21.00 0 komentar
Dengarlah tangisanku ini
Dengarkan bisikku walaupun dalam keramaian
Lihat aku dalam ketidak pedulianmu
Perhatikan aku dalam diammu

Aku menyayangimu
Aku menyayangi keapatisanmu
Dengarkan tangisanku ini

Fahamlah, alasan sikap ini
Cari taulah, penyebab tetesan air mata ini
Maknailah kalimat mataku saat kita bertatap

Aku untukmu
Menjaga ketidak pedulianmu
Menunggu kejujuran akan sikapmu
Mencipta alasan indah dari setiap perkataan kasarmu
Memastikan kamu adalah sosok yang baik
Yang faktanya adalah sosok  baik yang apatis

Dengarkan tangisan ini
Rasakan jemariku, yang memunguti pecahan hati ini
Tetesan air mata, yang tercermin dari kepalsuanmu
Juga luka yang tak berdarah, dari cabikan sikapmu itu
Dengarlah...

Sabtu, 10 Mei 2014

BICARALAH

Diposting oleh Unknown di 19.57 0 komentar
Jika ada rasa, katakanlah
Jika kamu benci, ungkapkan
Agar aku faham
Berikan kepastian

Bagaimana aku mengenalmu
Jika kamu menutup diri
Bagaimana aku mengerti
Jika tak pernah ada penjelasan

Bagaimana aku menyeganimu
Jika berdiri di dekatku kamu menjauh
Bagaimana aku peduli
Jika kamu hanya diam

Bicaralah, Katakan
Apa yang sesungguhnya
Biarkan aku mendengar dari mulutmu
Bukan dari ejekan temanmu

Biarkan aku mengerti melalui kalimatmu
Bukan dari opini opini mereka
Biakan aku mendengar yang sesungguhnya

Minggu, 04 Mei 2014

GARA GARA UNAS

Diposting oleh Unknown di 05.58 0 komentar
Dalam titik terbosan
Bukan stress karena unas
Tapi, karena mereka tersibukkan

Menjadi sendiri
Yang lain terlalu mengagungkan unas
Terlalu takut akan 2 jam di empat hari mendatang
Terlalu merasa mereka orang bodoh

Dalam titik terbosan
Menunggu mereka menjalani proses
Sedang saya menjadi penonton
Juga yang akan berperang

Ikut berperang dengan soal
Tapi tak sesibuk mereka
Apa gunanya menyusahkan diri ?
Kemudian menjadi bosan

CHEATER

Diposting oleh Unknown di 05.25 0 komentar
Lihat gadis lusuh ini
Tatap raut mukanya
Tangkap kebosanannya

Dia bosan, lelah
Dia jatuh, jauh
Dia hilang, mati

Tak ada arah
Tak ada rasa
Hanya paksaan

Harus ini harus itu
Bukan begitu, tapi begini
Seharusnya, seharusnya

Melakukan yang bukan dia
Mengisahkan yang bukan kisahnya
Dia robot...

Dia hanya raga
Hanya raga yang terbalut kebohongan
Hanya topeng
Hanya boneka
Hanya permainan

CRASH

Diposting oleh Unknown di 05.10 0 komentar
Saya jatuh
Saya lelah
Saya rusak
Patah....

Bosan, jenuh
Untuk hal aneh ini
Berusaha untuk yang tak kuharapkan
Mengharapkan apa yang tak kuinginkan

Usaha ini omong kosong
Ini kesialan
Kenapa dipakasa untuk peduli ?
Kenapa dipaksa untuk berharap ?

Kenapa harus menjalani ini
Ini bukan saya, ini bukan proses
Ini langit hitam
Ini penghancur

Tolong...
Jangan memaksa untuk kehancuran ini
Jangan memaksa untuk kebohongan ini
Percuma....
Saya apatis, saya cuek, saya masa bodoh
SAYA TAK AKAN PEDULI


Minggu, 30 Maret 2014

TEMAN

Diposting oleh Unknown di 07.33 0 komentar
Aku dan kamu
Aku dengan putihku
Kamu dengan hitammu
Kita tidak untuk satu
Kita bukan aku dan kamu
Melainkan aku, kamu dan dia
Kita diciptakan untuk saling harap mengaharapkan
Aku dengan harapanku denganmu
Kamu dengan harapanmu akan dia
Layaknya orang ketiga aku membatasi kalian
Bukan karena tak ingin kalian bersama
Bukan takut akan kehilangan kebersamaan kita
Tapi takut jika kamu kecewa
Dia belum terlalu baik untukmu
Aku faham akan sifatnya
Dia masih menyayangi masa lalunya
Mungkin kamu kecewa, akan sikap ini
Akupun begitu, kecewa akan kebodohan ini
Tapi, apalah arti sebuah kekecewaan
Hanya tak ingin nantinya pertemanan kita ini
Pertemanan yang terbentuk atas dasar cinta ini
Selalu utuh
Karena aku menyayangimu, lebih dari teman
Karena kamu menyayanginya, lebih dari teman
Tak apalah walau hanya teman
Apa ada yang lebih penting dari sebuah teman ?
Bukanya menyayangimu dengan status teman sudah baik
Memperhatikanmu atas dasar teman juga tak terlalu buruk
Kita lebih indah dengan mengatasnamakan teman
Tidak perlu di lebih lebihkan
Agar nantinya tidak ada perpisahan
Agar nantinya kekecewaan itu masih dapat berteman
Agar nantinya aku selalu untukmu (teman)
Dan kamu bisa menjaganya

Jumat, 28 Februari 2014

A Little Thing Called Love

Diposting oleh Unknown di 22.55 0 komentar
 Aku tidak tahu berapa lama lagi harus bersembunyi
Menyembunyikan segala sesuatu di hati.
Setiap kali kita bertemu satu sama lain,
Setiap kali kita saling berhadapan.
Meskipun aku acuh tak acuh

Tidak tahu berapa lama itu
Bahwa aku harus menolak segala sesuatu
Menyembunyikan semua kebenaran di hati
Setiap kali kita beremu
Setiap kali kamu memandangku
Aku hanya berpura pura bertahan
Tahukah kamu betapa aku menahan diriku

Dapatkah kau dengar itu?
Hatiku, memberitahumu bahwa aku mencintaimu
Tapi aku tidak bisa mengungkapkan perasaan yang sebenarnya

Bisakah kau dengar itu?
Hatiku, menanti kau membukanya
Hanya dapat berharap kau akan mengetahuinya suatu hari

Meskipun aku mencintaimu
Walaupun aku merasakannya
Tetapi jauh di dalam tidak cukup berani

Bisakah kau dengar itu?
Hatiku, mengatakan  "Aku mencintaimu"

Kamis, 27 Februari 2014

Usai

Diposting oleh Unknown di 05.54 0 komentar
Karena pagi itu
Menghasut kita untuk saling membenci
Membisikkan kalimat egois diantara kita
Dan kata itupun cukup terdengar keras

Berlalunya pagi itu, berlalunya kisah kita
Sikap dingin terurai bersama tatapan tidak mengenakkan
Masa masa manis itu hanyut oleh waktu

Aku bukan lagi sosok yang berpengaruh bagimu
Begitupun kamu bukan hal penting di kisahku
Kita adalah lampau

Hari masih berlangsung selayaknya
Pagi, siang dan malam masih berlaku
Tapi waktu kita hanya diam

Telah usai, kisah itu
Telah tamat, harapan itu
Masa itu telah pensiun

Lagu kita

Diposting oleh Unknown di 05.17 0 komentar
30 menit kita disini tanpa suara 
dan aku resah
 harus menunggu lama ..
 kata darimu
mungkin butuh kursus  
merangkai kata,
 untuk bicara 
dan aku benci
 harus jujur padamu,
 tentang semua inijam dinding pun tertawa
,karna kuhanya diam dan membisu
 ingin kumaki 
diriku sendiri, yang tak 
berkutik di depanmu
ada yang lain disenyummu 
yang membuat lidahku
 gugup tak bergerak 
ada pelangi 
di bola matamu
 dan memaksa dirituk bilang
"aku sayang padamu"
Untuk kita

Rabu, 26 Februari 2014

KITA

Diposting oleh Unknown di 03.17 0 komentar



Kata “kita” adalah kebanggan
Kumpulan watak yang beradu dalam sebuah kelas
Puluhan pribadi yang terikat dalam lingkup kebersamaan

 Setelah kurang lebih satu semester kita bersama.
 Kita saling mengenal sifat dan watak masing masing.
 Kita sudah saling beradaptasi.
 kita sudah jauh dari kata berbeda.
 Kita sebuah perbedaan yang satu.

Kita adalah luar biasa
Dengan mulut yang selalu berkata sama.
Dengan sikap yang selalu membela satu sama lain.
Dengan perdebatan yang selalu menyatukan kita.
 
Kita sudah terlalu hebat untuk jadi pengecut.
Kita sudah terlalu jauh berjalan maju untuk mundur.
Kata bersama sudah sangat mendarah daging dalam kita
Karena kita adalah masa yang menyenangkan
senadainya kita abadi.

ZEGE

Kepuitisan itu

Diposting oleh Unknown di 02.21 0 komentar


Ketika kepuitisan itu berkata
Nada nada sumbang tak lagi terdengar
Tabuh genderang  terasa bisu
     
 
Kata puitis tak bertuju
Dengan sajak sajak melankolis
Perpaduan kata mendramatisir
Membubuhkan perasaan teriris
Memilukan hati sang penulis

Kepuitisan itu
Memuakkan setiap pembacanya
Tapi dirindukan pembencinya

Laki lakiku (Austin Mahone)

Diposting oleh Unknown di 02.03 0 komentar
Laki laki 4 April itu
Menawanku dengan suaranya.
Tak pernah aku memandang parasnya secara langsung
Tapi aku jatuh hati.

Petikan gitar akustiknya perlahan membiusku
Membawaku semakin menyelami indah suaranya.
                 
Laki laki pecinta angka 74 itu
Sungguh mempesona.
Suara seraknya menghukum setiap pendengarnya untuk mencintainya.
                
Laki lakiku,
Karena suaramu mendamaikan kegaduhan ini.
Dengan suaramu aku menjadi sempurna.

Seandainya kita bisa bertemu.
Menikmati pantai berdua,
hanya aku yang dapat menikmati indah suaramu.
Austin Mahone

Senja

Diposting oleh Unknown di 01.52 0 komentar


Senja di masa itu
Memotong kisahku dan kisahmu
Mematikan aktifitas kita

Senja di masa itu
Dengan warna yang kemerah merahan
Mengundang burung burung untuk pulang

Senja itu
Jam indah kita
Memisahkan aku dan kamu

Dengan kemanisan

Semoga Hari Itu Tiba

Diposting oleh Unknown di 01.49 0 komentar


Aku harap hari itu tiba
Ketika keras kertas usangku tentangmu adalah masa lalu
Ketika harapan harapanku bersamamu hanya hal bodoh
Ketika kamu bukan lagi berlian indah yang harus kumiliki
Ketika kamu hanya angin lalu

Aku harap masa itu tiba
Ketika semua berjalan seadanya
Ketika tingkah lakuku tak lagi mengatasnamakan kamu
Ketika aku mulai menjalankan misiku dan berevolusi
Ketika aku terbang dan merangkul bintang bintang itu


Semoga lusa
Aku adalah aku yang hebat
Aku adalah aku yang kuat
Aku adalah aku yang istimewa
Aku adalah aku
Bukan sosok mati yang terbentuk karenamu
 

Ulasan kisah Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting