Untuk dia dibaris pertama sore itu
Dari hati yang meronta jauh darinya
Berurat sakit aku menunggu tolehannya di awal juli ini
Duduk dibalik cemara dan menikmatinya di kejahuan
Melihatnya hanya tertawa bertudung mega merah bersamanya
Aku melihatmu, disini dengan badaiku sendiri
Berawan tangis aku kembali menyusuri ladang itu
Kering kecoklatan, mungkin karena bukan kamu yang ada
Hanya untaian harap tanpa balas
Dialog dulu bukan apa apa
Hingga kesekian kalinya sadar ini menuai sakit
Dan kemudian derai tawa tak membiaskan tangis
pantai pun tak mendamaikan nurani ini
Dia yang di baris pertama itu
Dia memberi kiasan drama untuk ini
Hingga surya lelah hingga angin jauh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar