Dan yang paling menyenangkan beban dan bangga
Jadi, apa kemudian?
Beritahu rumit aku ingin bertemu
Menang? terdengar akrab
Menang adalah pilihan
Pergi ke sekitar, melakukan salah lama yang sama
Berpikir sama, pikiran sama setiap hari? berpikir?
Alih alih bakhil tentang latihan ini
Tapi semua memilih melihat juara di dalamnya
Bicara, berjalan, makan seperti juara
Dan menjadi tak terbendung
Dan menjadi tak terabaikan
Baiklah, itu terlihat baik
Aku melihat kemajuan dalam hal ini
Mari kita jalankan lagi
Aturan yang sederhana, yang bodoh
Telah bekerja terlalu keras, datang terlalu jauh
Semua tentang menang
Ini bukan membuat yang lainnya menjadi pengecut,
Tapi juara, mimipi, hidup, merasa hidup
Jadi cobalah, sedikit latihan ?, apa masalah?
Dengarkan saja apa yang di katakan,
Karena takkan menumpuk di pundak, tak berat
Menikmati masa hidup, mudah atau muda
Dan kemudian di anggap buruk, tak pantas
Di lihat se mulia itu, tatapan baik, manis
Itulah yang terjadi untuk yang terbaik
Jangan selalu berpikir segalanya pertempuran
Baik, walau harus menari di iringi "huu"
Nantinya ejekan itu menajadi bagus kan
Rabu, 30 Juli 2014
KAK
Hai kak...
Sudah puluhan pagi menunggumu
Sudah puluhan bait untukmu
Seharusnya untukmu, tapi kubuat tak bertuan
Bagaimana bisa berharap faham
Katamu semua harus di perjuangkan
Bagaimana dengan yang salah ini?
Kak.. sudah lebih dari 1080 hari kak..
Sudah lebih dari 5400 jam kak..
Sudah lebih dari separuh menunggu
Sudah lebih dari kata pura pura
Sudah lebih dari setengah faham
Sudah lebih dari yang sudah sudah kak..
Kak..sudah kak
kak.. aku masih.. kak
Sudah puluhan pagi menunggumu
Sudah puluhan bait untukmu
Seharusnya untukmu, tapi kubuat tak bertuan
Bagaimana bisa berharap faham
Katamu semua harus di perjuangkan
Bagaimana dengan yang salah ini?
Kak.. sudah lebih dari 1080 hari kak..
Sudah lebih dari 5400 jam kak..
Sudah lebih dari separuh menunggu
Sudah lebih dari kata pura pura
Sudah lebih dari setengah faham
Sudah lebih dari yang sudah sudah kak..
Kak..sudah kak
kak.. aku masih.. kak
Rabu, 23 Juli 2014
INI, lagi..
Bercawan tangis batu kuharap debu
Menggauli kesendirian yang kukira bahagia
Bukan doa ada seorang baru kali ini
Tapi, lorong sendu berkata beda
Bangunan asing menyarankan lain
Seperti pagi yang di tipu teriak ayam
Seperti itu karena sudah terbiasa
Akan hal baru juga sosok baru
Kaca pribadi yang bukan masa lalu
Reruntuhan sakit cukup tersapu ombak
Cukup tersapu ombak, cukup..
Dan kemudian dulu tak berarti
Dan yang ini di nilai lebih
Melonglong berkata ini beda
Dan lama waktu melukis sama
Dan apa seharusnya?
Membuai beda dan kemudian sama?
Di tipu keadaan? apa ada waku salah?
Semusim kecewa, semusim baik
Semusim lalu, semusim ini
Lupa berita akan pagi tadi
Di timpa bisikan sikap baik
Bui pun di anggap surga
Mendapat kasih untuk selamat tinggal
Menggauli kesendirian yang kukira bahagia
Bukan doa ada seorang baru kali ini
Tapi, lorong sendu berkata beda
Bangunan asing menyarankan lain
Seperti pagi yang di tipu teriak ayam
Seperti itu karena sudah terbiasa
Akan hal baru juga sosok baru
Kaca pribadi yang bukan masa lalu
Reruntuhan sakit cukup tersapu ombak
Cukup tersapu ombak, cukup..
Dan kemudian dulu tak berarti
Dan yang ini di nilai lebih
Melonglong berkata ini beda
Dan lama waktu melukis sama
Dan apa seharusnya?
Membuai beda dan kemudian sama?
Di tipu keadaan? apa ada waku salah?
Semusim kecewa, semusim baik
Semusim lalu, semusim ini
Lupa berita akan pagi tadi
Di timpa bisikan sikap baik
Bui pun di anggap surga
Mendapat kasih untuk selamat tinggal
TEMAN, bukan ?
Bait kata memati api
Putih kembali di corak hitam
Jauh jadi indah di depan mata
Satu berarti di dua, di tiga dan lagi
Di bilik beda kita beradu adu
Mengungguli untuk baik
Dan kadang dahi berkerut menuai iri
Yasudah, kilatan masa sekedar masa
Untuk ke depan kita tetap kita
Dilantik bait bintang kita masing masing
Putih, merah, hitam tetap warna
Baik buruk juga tetap manusia
Biar tukang kritik itu berkreasi
Kita bermain sportif saja
Untuk kreatif apalah itu iya baik
entah liku lurus itu cantik
Berlinang hhujatan ya tak apa
Kan ini ber tema "Teman"
Biar musuh dalam selimut juga tak apa
Kucing terbang juga tak apa
Semua saja tak apa
Baik buruk ombak juga nanti di hempas karang
Seperti apa pagi, siang, sore juga ada malam
Seperti apa hidup juga nanti berteman tanah
Oh kembali, ini ber tema "Teman"
Iya.. "teman" kamu baik
Singkat waktu kamu ada
Kemudian waktu lenggang melenggang kamu juga ada
Di bahagia kamu tak pernah jauh
Dalam salah pun tak pernah jauh
Iya.. itu nyata
Seperti batu melayang dalam air.
Putih kembali di corak hitam
Jauh jadi indah di depan mata
Satu berarti di dua, di tiga dan lagi
Di bilik beda kita beradu adu
Mengungguli untuk baik
Dan kadang dahi berkerut menuai iri
Yasudah, kilatan masa sekedar masa
Untuk ke depan kita tetap kita
Dilantik bait bintang kita masing masing
Putih, merah, hitam tetap warna
Baik buruk juga tetap manusia
Biar tukang kritik itu berkreasi
Kita bermain sportif saja
Untuk kreatif apalah itu iya baik
entah liku lurus itu cantik
Berlinang hhujatan ya tak apa
Kan ini ber tema "Teman"
Biar musuh dalam selimut juga tak apa
Kucing terbang juga tak apa
Semua saja tak apa
Baik buruk ombak juga nanti di hempas karang
Seperti apa pagi, siang, sore juga ada malam
Seperti apa hidup juga nanti berteman tanah
Oh kembali, ini ber tema "Teman"
Iya.. "teman" kamu baik
Singkat waktu kamu ada
Kemudian waktu lenggang melenggang kamu juga ada
Di bahagia kamu tak pernah jauh
Dalam salah pun tak pernah jauh
Iya.. itu nyata
Seperti batu melayang dalam air.
Sabtu, 19 Juli 2014
SEMPURNA !!
Untuk kesekian kalinya, ya aku salah
Yang dulunya derai ombak cantik
Salah aku mengubahnya menjadi badai
Iya, katakan saja, caci, untuk ini aku siap
Iya, keputusanku, konyol pemikiranku
Silahkan, terserah jika aku bukan apa apa
Kemudian piringan hitam itu berkata
Agar aku bukan lagi pemikiran konyol
Diam, jika kalian masih seperti ini
Apa yang akan, yang sedang dan yang telah ada, SEMPURNA!
Menolak, membantah, Bukan untuk itu
Biar saja tetap diam, biar saja berjalan seperti ini
Mauku agar bahagia itu senyap
Biarkan terbiasa dengan benci dan caci
Yasudah, tak perlu di perjuangkan untuk ini
Biarkan saja tukang teriak itu
Biarkan saja ini semakin memuncak dan pecah
Biarkan saja sampai mereka lelah
Menurutnya aku akan berusaha?
Bukan usaha untuk baik seperti itu
Biar menjadi bukan apa apa
Yang dulunya derai ombak cantik
Salah aku mengubahnya menjadi badai
Iya, katakan saja, caci, untuk ini aku siap
Iya, keputusanku, konyol pemikiranku
Silahkan, terserah jika aku bukan apa apa
Kemudian piringan hitam itu berkata
Agar aku bukan lagi pemikiran konyol
Diam, jika kalian masih seperti ini
Apa yang akan, yang sedang dan yang telah ada, SEMPURNA!
Menolak, membantah, Bukan untuk itu
Biar saja tetap diam, biar saja berjalan seperti ini
Mauku agar bahagia itu senyap
Biarkan terbiasa dengan benci dan caci
Yasudah, tak perlu di perjuangkan untuk ini
Biarkan saja tukang teriak itu
Biarkan saja ini semakin memuncak dan pecah
Biarkan saja sampai mereka lelah
Menurutnya aku akan berusaha?
Bukan usaha untuk baik seperti itu
Biar menjadi bukan apa apa
BAGIAN HAI
Hai.. senang bertemu lagi
Semoga kamu melupaku
Semoga ingatan itu hilang
Iya, sudah jauh hari aku pergi
Hai.. senang bertemu lagi
Menunggumu aku lelah
Hanya dalam angan tak cukup kan
Aku masih memujamu
Hai.. senang bertemu lagi
Ini bukan kemarin ya
ini bukan dulu kan
Bukan aku jika aku masih memujamu
Hai.. senang bertemu lagi
Lihat, aku pecah
Aku bagian bagian berbeda
Hanya di posisi itu
Aku tak utuh di posisi itu
Tak ada yang memaksa aku harus siap
Jadi bukan salah jika aku tak siap
Semoga kamu melupaku
Semoga ingatan itu hilang
Iya, sudah jauh hari aku pergi
Hai.. senang bertemu lagi
Menunggumu aku lelah
Hanya dalam angan tak cukup kan
Aku masih memujamu
Hai.. senang bertemu lagi
Ini bukan kemarin ya
ini bukan dulu kan
Bukan aku jika aku masih memujamu
Hai.. senang bertemu lagi
Lihat, aku pecah
Aku bagian bagian berbeda
Hanya di posisi itu
Aku tak utuh di posisi itu
Tak ada yang memaksa aku harus siap
Jadi bukan salah jika aku tak siap
Rabu, 16 Juli 2014
....
Untuk dia dibaris pertama sore itu
Dari hati yang meronta jauh darinya
Berurat sakit aku menunggu tolehannya di awal juli ini
Duduk dibalik cemara dan menikmatinya di kejahuan
Melihatnya hanya tertawa bertudung mega merah bersamanya
Aku melihatmu, disini dengan badaiku sendiri
Berawan tangis aku kembali menyusuri ladang itu
Kering kecoklatan, mungkin karena bukan kamu yang ada
Hanya untaian harap tanpa balas
Dialog dulu bukan apa apa
Hingga kesekian kalinya sadar ini menuai sakit
Dan kemudian derai tawa tak membiaskan tangis
pantai pun tak mendamaikan nurani ini
Dia yang di baris pertama itu
Dia memberi kiasan drama untuk ini
Hingga surya lelah hingga angin jauh
Dari hati yang meronta jauh darinya
Berurat sakit aku menunggu tolehannya di awal juli ini
Duduk dibalik cemara dan menikmatinya di kejahuan
Melihatnya hanya tertawa bertudung mega merah bersamanya
Aku melihatmu, disini dengan badaiku sendiri
Berawan tangis aku kembali menyusuri ladang itu
Kering kecoklatan, mungkin karena bukan kamu yang ada
Hanya untaian harap tanpa balas
Dialog dulu bukan apa apa
Hingga kesekian kalinya sadar ini menuai sakit
Dan kemudian derai tawa tak membiaskan tangis
pantai pun tak mendamaikan nurani ini
Dia yang di baris pertama itu
Dia memberi kiasan drama untuk ini
Hingga surya lelah hingga angin jauh
RANGKAIAN AKAN
Sejauh ini angan yang bicara
Tumpahan bintang mungkin tak cukup
Angan ini entah di apakan
Angin hanya berbisik
Sedang firasat takut salah
Seolah ini hanya rangkaian akan
Seoalah ini hanya tumpahan angan
Seolah ini hanya onggokan harap
Sedang kemarin apa?
Tingkahnya melelahkan
Seandainya kini tak di butuhkan
Mencipta sikap bukan kata
Mengaliri kata mereka
Mengatur aku di hidupku
Tersenyum untuk tidak
Rangkaian akan kini basi
Rangkaian harap perlahan punah
Dari pandangan mereka, bukan aku
Tumpahan bintang mungkin tak cukup
Angan ini entah di apakan
Angin hanya berbisik
Sedang firasat takut salah
Seolah ini hanya rangkaian akan
Seoalah ini hanya tumpahan angan
Seolah ini hanya onggokan harap
Sedang kemarin apa?
Tingkahnya melelahkan
Seandainya kini tak di butuhkan
Mencipta sikap bukan kata
Mengaliri kata mereka
Mengatur aku di hidupku
Tersenyum untuk tidak
Rangkaian akan kini basi
Rangkaian harap perlahan punah
Dari pandangan mereka, bukan aku
INI
Entah apa katamu, kalimatmu, kritikmu
Apalah itu aku tak peduli
Mereka tak perlu tahu
Ini aku, ini nyata
Hanya sebagian kalian faham
Sedang mereka melihat di balik dinding besar
Tak ada yang di sembunyikan
Hanya sebagian yang terlihat
Iya, sebagian terlihat beda
Terserah apa kalimat yang tepat
Dan aku hanya kata "iya"
Biarkan para tukang merangkai kata itu
Yang benar tulus akan faham
Yang sebenarnya akan mengerti
Iya akan..
Apalah itu aku tak peduli
Mereka tak perlu tahu
Ini aku, ini nyata
Hanya sebagian kalian faham
Sedang mereka melihat di balik dinding besar
Tak ada yang di sembunyikan
Hanya sebagian yang terlihat
Iya, sebagian terlihat beda
Terserah apa kalimat yang tepat
Dan aku hanya kata "iya"
Biarkan para tukang merangkai kata itu
Yang benar tulus akan faham
Yang sebenarnya akan mengerti
Iya akan..
Jumat, 11 Juli 2014
TARIAN JEMARIKU
Dan jemari ini mulai menari
Berdansa di atas papan berisikan alfhabet
Gugusan kata yang bercerita
Membentuk sajak pula rima
Mencipta puluhan testimoni tertulis
Mendaya hati atas rasa
Gugusan katanya bercerita
Atas sakit yang pernah meradang
Ataupun cinta yang pernah ada
Atas masa lalu yang bertahan
Atau kehidupan kini yang menguap
Jemari terasa tak ingin berhenti
Serasa memaksa menyampaikan
Luapan marah ini membawa tangis
Kecewa ini membawa kisah
Atas ulasan kehidupan yang salah
Sakit ini ada
Sakit ini tersimpan dalam folder komputer
Sakit ini tersisa untuk kembali di rasa
Jemari ini kembali membentuk pola
Sejak kisah cinta Siti Nurbaya
dan kini kisah aku mencintaimu
Sembari menanti sembilu
Sembari menunggu rabun
Jemari ini selalu menari
Dan ketika lelaki itu pergi menuju gang lain
Seketika itu jemari ini berhenti
Berdansa di atas papan berisikan alfhabet
Gugusan kata yang bercerita
Membentuk sajak pula rima
Mencipta puluhan testimoni tertulis
Mendaya hati atas rasa
Gugusan katanya bercerita
Atas sakit yang pernah meradang
Ataupun cinta yang pernah ada
Atas masa lalu yang bertahan
Atau kehidupan kini yang menguap
Jemari terasa tak ingin berhenti
Serasa memaksa menyampaikan
Luapan marah ini membawa tangis
Kecewa ini membawa kisah
Atas ulasan kehidupan yang salah
Sakit ini ada
Sakit ini tersimpan dalam folder komputer
Sakit ini tersisa untuk kembali di rasa
Jemari ini kembali membentuk pola
Sejak kisah cinta Siti Nurbaya
dan kini kisah aku mencintaimu
Sembari menanti sembilu
Sembari menunggu rabun
Jemari ini selalu menari
Dan ketika lelaki itu pergi menuju gang lain
Seketika itu jemari ini berhenti
Minggu, 06 Juli 2014
UNTUK KISAH KEMARIN
Kenapa?
Kenapa kembali, kenapa datang lagi
Sudah lelah hati di paksa menahan
Sudah lelah nurani ini melupa tentangmu
Dan sekarang kamu kembali
Mengusik (lagi) rasa itu
Mengoyak rindu yang lama kupendam
Kenapa?
Sakit, berusaha melupamu
Sakit, memaksa raga agar tak mencarimu
Sakit, memohon mata menutup kisahmu
Kenapa datang ?
Kenapa menatapku seperti itu
Kenapa kembali? kenapa ada?
Iya, aku masih lemah
Masih belum terlampau kuat menahan rasa itu
Hati ini terlanjur terbiasa dengan sembilumu
Rasa ini sudah terlampau nyaman dengan kelabumu
Aku tak bisa, tak sanggup melarang
Kenapa kembali, kenapa datang lagi
Sudah lelah hati di paksa menahan
Sudah lelah nurani ini melupa tentangmu
Dan sekarang kamu kembali
Mengusik (lagi) rasa itu
Mengoyak rindu yang lama kupendam
Kenapa?
Sakit, berusaha melupamu
Sakit, memaksa raga agar tak mencarimu
Sakit, memohon mata menutup kisahmu
Kenapa datang ?
Kenapa menatapku seperti itu
Kenapa kembali? kenapa ada?
Iya, aku masih lemah
Masih belum terlampau kuat menahan rasa itu
Hati ini terlanjur terbiasa dengan sembilumu
Rasa ini sudah terlampau nyaman dengan kelabumu
Aku tak bisa, tak sanggup melarang
Langganan:
Komentar (Atom)